Pages

Wednesday, 8 August 2018

Media pembelajaran kimia power point


MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA


Untuk mendownload materi kimia dalam bentuk powerpoint klik di sini 
Pembelajaran Media Pendidikan

Istilah belajar sudah terlalu akrab dengan kehidupan kita sehari- hari. Di masyarakat, kita sering menjumpai penggunaan istilah belajar seperti: belajar membaca, belajar bernyanyi, belajar berbicara, belajar matematika. Masih banyak lagi penggunaan istilah, bahkan termasuk kegiatan belajar yang sifatnya lebih umum dan tak mudah diamati, seperti: belajar hidup mandiri, belajar menghargai waktu, belajar berumah‑tangga, belajar bermasyarakat, belajar mengendalikan diri, dan sejenisnya.
Belajar, merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup. Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya. Dengan demikian, hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Tentu saja, perubahan yang diharapkan adalah perubahan ke arah yang positip.
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun menyajikan materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu‑satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Guru hanya merupakan salah satu (bukan satu‑satunya) sumber belajar bagi siswa. Selain guru, masih banyak lagi  sumber‑sumber belajar yang lain. Lalu, apa sebenamya sumber belajar itu?
Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan/latar.
Ditinjau dari tipe atau asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua :
1). Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design);  2). Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization)
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/ konkrit. Alat bantu adalah alat (benda) yang digunakan oleh guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar. Audio‑Visual Aids (AVA) mempunyai pengertian dan tujuan yang sama hanya saja penekanannya pada peralatan audio dan visual. Sedangkan alat bantu belajarpenekanannya pada fihak yang belajar (pembelajar). Semua istilah tersebut, dapat kita rangkum dalam satu istilah umum yaitu media pembelajaran.
            Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu‑satunya sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi muiai mempengaruhi penggunaan alat audio visual. Dalarn pandangan teori komunikasi, alat audio visual berfungsi sebagai alat penyalur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Begitupun dalarn dunia pendidikan, alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai penyalur pesan belajar. Baru pada tahun 1960‑an, para ahli mulai memperhatikan siswa sebagai komponen utama dalam kegiatan pembelajaran. Pada tahun 1965‑70, pendekatan sistern (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Pendekatan sistern ini mendorong digunakannya me­dia sebagai bagian integral dalarn proses pembelajaran.
Memilih media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran bukanlah pekerjaan yang mudah. karena harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti model pemilihan media dan mengapa pemilihan media itu perlu.
Menurut Anderson (1976) ada dua pendekatan dalam proses pemilihan media pembelajaran, yaitu: model pemilihan tertutup dan model pemilihan terbuka. Pemilihan tertutup terjadi apabila alternatif media telah ditentukan sedangkan pemilihan terbuka kita bebas menentukan jenis media apa saja yang sesuai dengan kebutuhan kita.
Pemilihan media perlu kita lakukan agar kita dapat menentukan media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Untuk itu, pemilihan jenis media harus dilakukan dengan prosedur yang benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan kelemahan masing‑masing.
Memilih media hendaknya didasarkan atas kriteria tertentu. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran adalah tujuan, sasaran didik, karakteristik media yang bersangkutan, waktu, biaya, ketersediaan, konteks penggunaan, serta mutu teknis.
Ada beberapa prinsip umum yang perlu kita perhatikan dalam pemanfaatan media pembelajaran, yaitu: setiap jenis media memiliki kelebihan dan kelemahan, penggunaan beberapa macam media secara bervariasi diperlukan, penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif
Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Secara khusus, Kemp dan Dayton (1985) mengidentifikasi manfaat media dalam pembelajaran, yaitu: penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses belajar, serta mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Sedangkan manfaat praktis media pembelajaran antara lain: media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit, media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu, serta media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia.
Ada berbagai cara dan sudut pandang dalam meng­golongkan jenis media. Apapun dasar yang digunakan dalam pengelompokan itu, tujuannya sama yaitu agar orang lebih mudah mempelajarinya. Rudy Bretz (1971), mengidentifikasi jenis‑jenis media berdasarkan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke dalam delapan kelompok, yaitu: (1) media audio, (2) media cetak, (3) media visual diam, (4) media visual gerak, (5) media audio semi gerak, (6) media semi gerak, (7) media audio visual diam, serta (8) media audio visual gerak.
Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan sebagai berikut: (1) audio, (2) cetak, (3) audio cetak, (4) proyeksi visual diam, (5) proteksi audio visual diam, (6) visual gerak, (7) audio visual gerak, (8) obyek fisik, (9) manusia dan lingkungan, serta (10) komputer.
Schramm (1985) menggolongkan media atas dasar kompleksnya suatu media, yaitu: media besar (media yang mahal dan kompleks) dan media kecil (media sederhana dan murah). Selain itu Schramm juga membedakan media atas dasar jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak), media kelompok (liputannya seluas ruangan tertentu), dan media individual (untuk perorangan).
Henich dkk (1996) membuat klasifikasi media sebagai berikut: (1) media yang tidak diproyeksikan, (2) media yang diproyeksikan, (3) media audio, (4) media video, (5) media berbasis komputer, dan (6) multi media kit.
Media yang tidak diproyeksikan sering disebut sebagai media pameran (dis­played media). Jenis media yang tidak diproyeksikan antara lain: realia, model, dan grafis. Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media realia dapat juga dilakukan dengan cara mengajak observasi. Selain observasi, penggunaan media realia juga dapat dimodifikasi berupa: potongan benda (cutaways), benda contoh (specimen), dan pameran (exhibid). Media model diartikan sebagai benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Media grafis tergolong jenis media visual yang menyalurkan pesan lewat simbol‑simbol visual. Media grafis banyak jenisnya, misalnya: gambar/foto, sketsa, bagan/chart, diagram, grafik, poster, kartun dan sebagainya.
Contoh media yang diproyeksikan adalah transparansi OHP dan film bingkai/slide. Media transparansi OHP terdiri dari dua perangkat, yaitu perangkat lunak (software) yang disebut OHT (overhead transparancy) dan perangkat keras (hardware) yang disebut OHP (overhead pro­jector). Film bingkai/slide adalah suatu film transparan. Dalam satu paket program film bingkai berisi beberapa bingkai film yang terpisah satu sama lain. Film bingkai ada juga yang dilengkapi dengan paralatan audio, sehingga selain gambar, juga bisa menyajikan suara. Film bingkai yang dilengkapi dengan audio dinamakan film bingkai suara atau slide suara. Media audio yang paling sering digunakan di sekolah adalah kaset audio. Program audio sangat cocok untuk menyajikan materi pelajaran yang bersifat auditif, seperti pelajaran bahasa asing dan seni suara.
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual. Media video sudah banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran. Sebagian besar fungsi film sudah bisa digantikan oleh media video. Sekarang, media ini biasa dikemas dalam bentuk VCD.
Media komputer memiliki hampir semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara, dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif. Komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasan belajar yang hampir tanpa batas. Oleh karena itu media komputer dapat dimasukkan dalam kelompok multi­media.
Penggunaan OHP bisa dianggap sebagai "jalan tengah" antara media tradisional papan tulis dengan media audio visual modern lainnya. Media OHP merupakan media yang cukup populer penggunaannya di sekolah. Hampir semua sekolah telah memiliki peralatan OHP, namun pemanfaatannya belum maksimal. Media transparansi terdiri dari perangkat keras (OHP) dan perangkat lunak (OHT). Ada dua cara yang dapat Anda lakukan untuk menghasilkan OHT, yaitu: dengan cara mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu dan membuat sendiri secara manual. OHT dapat dibuat dalam beberapa bentuk dan teknik sajian, misalnya: bentuk tunggal, tumpang tindih (overlay), bentuk buka‑tutup (masking), bentuk yang diberikan lapisan transparansi berwarna.
Pada hakekatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi manusia sepanjang massa. Jika Anda sependapat dengan asumsi ini, maka pengertian sumber belajar merupakan konsep yang sangat luas meliputi segala yang ada di jagad raya ini.
Jadi, begitu banyaknya sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar. Sekali lagi, guru hanya merupakan salah satu dari sekian banyak sumber belajar yang ada. Bahkan guru hanya salah satu sumber belajar yang berupa orang, selain petugas perpustakaan, petugas laboratorium, tokoh‑tokoh masyarakat, tenaga ahli/terampil, tokoh agama, dll.
Hal yang perlu perhatian adalah, agar bisa terjadi kegiatan belajar pada siswa, maka siswa harus secara aktif melakukan interaksi dengan berbagai sumber belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar hanya mungkin terjadi jika ada interaksi antara siswa dengan sumber‑sumber belajar. Dan inilah yang seharusnya diusahakan oleh setiap pengajar dalam kegiatan pembelajaran.
Media merupakan salah satu komponen pembelajaran,oleh karena itu media tidak bisa luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Banyak jenis media yang bisa dipilih, dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media memiliki karakteristik tertentu yang perlu kita pahami, sehingga kita dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.
Melalui berbagai metode dan media pembelajaran, siswa akan dapat banyak berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki siswa. Barang kali perlu direnungkan kembali ungkapan populer yang mengatakan : Saya mendengar saya lupa, Saya melihat saya ingat, Saya berbuat maka saya bisa.
Media pendidikan , tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada hakekatnya media pendidikan juga merupakan media komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi. Apabila kita bandingkan dengan media pembelajaran, maka media pendidikan sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian pendidikan itu sendiri. Sedangkan media pembelajaran sifatnya lebih mengkhusus, maksudnya media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidiikan adalah media pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti termasuk media pendidikan.
Sebagai bagian dari sumber belajar, media harus dapat kita manfaatkan secara maksimal untuk membantu siswa mencapai tujuan belajamya. Alangkah minimnya pengalaman belajar anak didik kita, jika mereka hanya memperoleh informasi dari sumber‑sumber yang terbatas. Guru memang salah satu sumber belajar bagi siswanya, tetapi bukan satu‑satunya. Masih banyak sumber belajar lain yang dapat kita manfaatkan untuk membuat siswa kita belajar. Peran penting guru adalah mengupayakan agar setiap siswanya dapat berinteraksi dengan sebanyak mungkin sumber belajar.
Pemanfaatan media pada dasamya dimaksudkan untuk membantu agar kegiatan pembelajaran lebih efektif mencapai tujuan dan efisien dalam hal tenaga, waktu dan beaya. Sayangnya, masih ada yang beranggapan bahwa penggunaan media akan menambah pekerjaan guru yang waktunya telah habis untuk mengejar target kurikulum. Anggapan demikian sebenamya tak perlu terjadi.

No comments:

Post a Comment

Chemystry

CARA DAFTAR DIGITAL EXCHANGE

Sahabat Digitalexchange. Berikut langkah-langkah untuk membuat akun di digitalexchange • Klik dulu ⟹  di sini       maka akan tamp...

Blog super