PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap masalah
tersebut secara sistematis. Hal kajian ini kemudian dijadikan dasar
untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian
dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan
untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan.
Hasil dari proses refeksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan
peryempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas
dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas
keberhasilan tertentu dapat tercapai.
Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK
berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi
guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas.
Dengan melaksanakan tahap-tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari
masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan
menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan
secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian terapan, disamping guru
melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus
meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang
mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.
Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda : praktisi dan
peneliti.
Classroom action research (CAR) adalah action research yang
dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya
merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan- …”, yang dilakukan
secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu
terpecahkan. Ada beberapa jenis action research, dua di antaranya adalah
individual action research dan collaborative action research (CAR).
Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan
collaborative action research; dua-duanya merujuk pada hal yang sama.
Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang
dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Action research berbeda
dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan
membangun teori yang bersifat umum (general). Action research lebih
bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya
tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action research dapat
saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan
yang dimliki peneliti.
Berikut Contoh PTK
PENINGKATAN
HASIL BELAJAR KIMIA LARUTAN
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERMEDIA
MINDJET
PADA SISWA KELAS XI IPA 1MAN 2 MAJALENGKA
TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
Abstrak :
Kemudahan siswa dalam menerima pelajaran kimia termasuk salah satu kendala
utama bagi penyampaian materi oleh guru. Maka media pembelajaran yang akan
digunakan harus diintegrasikan dengan tujuan dan isi pembelajaran yang akan
disampaikan. Tujuan penelitian disini adalah untuk menerapkan pembelajaran
kontekstual bermedia mindjet pada mata pelajaran kimia untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan bahwa pada akhir
siklus ke-2 :(1) sekurang-kurangnya 80 %
siswa memiliki motivasi belajar kimia
dan aktif belajar kimia, (2) sekurang-kurangya 85 % siswa memiliki
prestasi belajar kimia lebih 75 atau termasuk kategori B ke atas. Penelitian
tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dengan tahap-tahap : planning,
acting, obseving dan reflecting yang
saling berkesinambungan dan berulang dari Pra Siklus, siklus I dan siklus II.
Dampak penggunaan pendekatan kontekstual bermedia mindjet
selama penelitian berjalan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman materi kimia
yang ditunjukkan perolehan hasil ulangan harian pra siklus, siklus I dan siklus
II selalu mengalami perkembangan. Pada pra siklus nilai rata-rata 77,61 dengan ketuntatasan
belajar 87,09 %, siklus I nilai rata-ratanya 78,77 dengan ketuntasan belajar 93,55
% dan pada siklus II nilai rata-ratanya 80,16 dengan ketuntasan belajar 96,77 % dengan menggunakan Kriteria
Ketuntasan Minimal 75. Kenaikan
nilai rata-rata ini menunjukkan daya serap cukup signifikan dan terjadi
peningkatan prestasi belajar.
Kata Kunci : Pendekatan kontekstual, Media Mindjet, Hasil belajar kimia
Abstract: The ease
students receive lessons in chemistry including one major obstacle for the
delivery of content by teachers. So the learning media that will be used must
be integrated with the objectives and learning content that will be delivered.
The purpose of the research here is to apply contextual learning on the
subjects of media mindjet chemistry to improve the quality of learning. This
classroom action research aims that by the end of the 2nd cycle: (1) at least
80% of students have motivation to learn chemistry and chemical active
learning, (2) lack of at least 85% of students have learning achievement more
than 75 chemicals, including category B or above. Classroom action research was
conducted in two cycles with stages: planning, acting, and reflecting the
mutual obseving continuous and repetitive of the Pre-Cycle, cycle I and cycle
II.
The impact
of media use contextual approach mindjet during the study runs show an increase
in understanding of chemical materials which are shown daily tests pre-acquisition
results of the cycle, the cycle I and cycle II always experiencing growth. In
the pre-cycle average value of 77.61 with 87.09% learning completeness, I cycle the average
value of 78.77 with 93.55% and mastery learning in cycle II, the average value of
80.16 with learning completeness 96, 77% by using the thoroughness Minimum
Criteria 75. The increase in the average value shows a significant absorption
and an increase in learning achievement.
Keywords:
contextual approach, Media Mindjet, results of studying chemical