Empat point penting
revisi kurtilas
Tahun 2017 ini
para praktisi pendidikan kembali menerima revisi dari kurikulum 2013. Kali ini
revisi tersebut mulai dipublikasikan di awal tahun 2017 dengan beberapa catatan
penting. Sebenarnya tidak terlalu banyak perubahan dari kurikulum 2013 revisi 2016
dengan kurikulum 2013 revisi 2017 ini. Hanya saja terdapat beberapa poin yang
harus ditekankan dan diintegrasikan dalam proses pembelajaran yang harus
dipahami oleh guru.
Terdapat empat poin perubahan
yang akan kita pahami satu per satu berikut ini:
1 1 . Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK)
Perbincangan
mengenai pendidikan karakter yang harus ditingkatkan terealisasi dengan revisi
kurikulum 2013 di tahun ini. Pengintegrasian PPK dalam pembelajaran di kelas
harus dan wajib dilaksanakan oleh guru. Terdapat paling sedikit 5 karakter
penting yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil integrasi pembelajaran
dengan pendidikan karakter. Kelima karakter tersebut antara lain adalah
karakter religius, nasionalis, integritas, gotong royong, dan mandiri.
2 2. Literasi
Pergunjingan
mengenai rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia menurut hasil
penelitian literasi dunia juga menjadi fokus penting dalam revisi kurikulum
2013 kali ini. Kemampuan literasi ini kemudian diharapkan dapat disisipkan
dalam setiap tujuan pembelajaran baik di awal, sedang, atau di akhir
pembelajaran.
3 3. Creative,
Critical Thinking, Communicative, dan Collaborative (4C)
Poin
selanjutnya yang menjadi perubahan dari kurikulum 2013 revisi 2017 ini adalah
mengenai kemampuan 4C yang diharapkan diakuisisi oleh peserta didik. Kemampuan
untuk dapat kreatif, berpikir kritis, berkomunikasi, serta berkolaborasi
merupakan kemampuan bekal bagi peserta didik di abad 21 ini. Itulah sebabnya
kurikulum mengharapkan pendidikan dan pembelajaran formal mampu menyumbangkan,
melatih, dan juga menghasilkan keempat kemampuan in
4. Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Keputusan
pengubahan dalam revisi kurikulum 2013 di tahun ini menekankan keharusan adanya
integrasi HOTS dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan pembelajaran harus
memberikan pelatihan bukan hanya untuk kemampuan mendasar peserta didik dalam
suatu mata pelajaran, tetapi juga kemampuan tingkat tingginya. Hal ini
diharapkan agar peserta didik dapat bersaing dalam kancah dunia.